Selasa, 28 April 2015

Manfaat Tanaman Pegagan dan Kandungan Kimianya



 
KLASIFIKASI TANAMAN  PEGAGAN (Centella asiatica)
Kingdom         :  Plantae
Divisi               :  Magnoliophyta
Kelas               :  Magnoliopsida                                
Ordo                :  Apiales
Famili              :  Apiaceae
Genus              :  Centella
Spesies            :  Centella asiatica (L.)




DESKRIPSI TANAMAN
Menurut asal-usulnya, tanaman ini berasal dari Asia Tropik dan tersebar ke wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan berbagai sebutan nama lokal, di antaranya antanan, pegagan, kerok batok, panegowang (Jawa); antanan gede (Sunda); kos tekosan (Madura); pagaga (Makasar); dau tungke (Bugis); kori-kori (Halmahera); dan koloti manora( Ternate).
Pegagan   menyukai lingkungan tanah yang agak lembab, sekaligus mendapat cukup sinar matahari.Oleh karena itu, tanaman ini sering ditemukan tumbuh dengan subur di padang rumput, di pinggir selokan, dan empang-empang sawah.
Pegagan termasuk tanaman herba menahun.Tumbuh menjalar pada tanah sehingga sering digunakan sebagai tanaman penutup tanah.Ia tumbuh dengan baik pada lingkungan yang sesuai dan tidak membutuhkan perawatan khusus.Tanaman ini bias diperbanyak secara vegetative dengan stolon-stolonnya.

Buah

Buah berukuran kecil, berbentuk lonjong dengan ukuran 2-2,5 mm.Buah biasanya mengeluarkan aroma wangi, namun rasanya pahit.

Bunga
Bunga pegagan tersusun dalam sebuah karangan seperti payung.Bunga muncul dari ketiak daun.Tangkai bunga sangat pendek, hanya berukuran 5 mm- 50 mm.

Daun
Pegagan memiliki helaian daun yang bentuknya menyerupai ginjal atau kaki kuda, sehingga tidak heran ada yang menamakannya daun tapak kuda.Helaian daun pegagan merupakan daun tunggal yang memiliki tangkai panjang.Pinggir daun bergerigi dengan penampang 1-7 cm.

Batang
Pegagan biasa disebut sebagai herba menahun tanpa batang.Namun, tanaman ini memiliki rimpang pendek yang merupakanperwujudan batang sekaligus sebagai sarana penyimpan makanan yang berada di dalam tanah.Selain itu, pegagan juga memiliki stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10-80 cm.

Akar
Akar muncul pada setiap bonggol stolon.Bagian tersebut selanjutnya akan berkembang menjadi tanaman baru.Hal itu ditandai dengan terbentuknya rimpang dan munculnya daun pada bagian yang sama.

SYARAT TUMBUH TANAMAN

Pegagan bersifat kosmopolitan tumbuh liar di tempat-tempat yang lembab pada intensitas sinar yang rendah (ternaungi) hingga pada tempat-tempat terbuka, seperti di padang rumput, pinggir selokan, pematang sawah. Faktor lingkungan yang berperan dalam pertumbuhan dan mempengaruhi kandungan bahan aktif tanaman pegagan, antara lain :

Tinggi tempat
 Tanaman pegagan banyak ditemukan dari dataran rendah hingga dataran tinggi sekitar 2500 m dpl. Namun untuk pertumbuhan optimum tanaman ini yaitu pada ketinggian 200 – 800 m dpl. Di atas 1.000 m dpl. produksi dan mutunya akan menjadi lebih rendah.

Jenis tanah
Tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik hampir pada semua jenis tanah lahan kering. Pada jenis tanah Latosol dengan kandungan liat sedang tanaman ini tumbuh subur dan kandungan bahan aktifnya cukup baik. Pada tanah dengan kandungan liat yang cukup kandungan klorofil daun akan tinggi.


Iklim
Pegagan tidak tahan terhadap tempat yang terlalu kering, karena sistem perakarannya yang dangkal. Oleh karena itu faktor iklim yang penting dalam pengembangan pegagan adalah curah hujan. Apabila pegagan ditanam pada musim kemarau dan tanaman mengalami kekurangan air, maka perlu dilakukan penyiraman. Tanaman ini akan tumbuh baik dengan intensitas cahaya 30 – 40 %, sehingga dapat dikembangkan sebagai tanaman sela (semusim maupun tahunan), misalnya di antara tanaman jagung, kelapa, kelapa sawit, buah-buahan yang tidak terlalu rindang. Di tempat dengan naungan yang cukup, helaian daun pegagan menjadi lebih besar dan tebal dibanding apabila tanaman tumbuh di tempat terbuka. Sedangkan pada tempat-tempat yang kurang cahaya, helaian daun akan menipis, warna memucat. Selain itu juga pada tanah yang kurang subur dapat diberikan pupuk organik atau kompos.

BUDIDAYA TANAMAN
Budidaya pegagan sebaiknya dilakukan di lahan yang terbuka dan mendapat sinar matahari cukup. Adapun teknik urutan penanaman pegagan adalah sebagai berikut;

 Pembibitan.
Untuk membuat bibit, pilih tunas dari stolon yang subur dan telah tua dengan daun kira-kira 2-3 helai, cabut secara hati-hati agar akarnya tidak rusak. Tunas-tunas tersebut kemudian tanam di tempat persemaian dengan media yang baik. Siram pagi dan sore untuk menjaga kelembabannya. Bibit siap dipindah ke lahan setelah menghasilkan 4-6 daun atau berumur kira-kira 6 minggu.

Pengolahan lahan dan penanaman.
Pengolahan lahan dimulai dengan mencangkul lahan secara merata sedalam lebih kurang 25 cm, sambil dibersihkan dari gulma dan pengakarannya. Lahan kemudian diberi pupuk kandang dengan dosis 10 ton/ha, lalu dibuat bedengan dengan ukuran lebar 1m, tinggi 25 cm dan panjangnya menyesuaikan dengan keadaan lahan. Setelah bibit siap maka bibit dapat dipindah ke lahan. Hal yang perlu diperhatikan adalah saat pemindahan harus dilakukan secara hati-hati agar akar tidak rusak. Tanam bibit dalam bedengan dengan jarak tanam 20x20cm. Biasanya untuk satu hektar lahan dperlukan 100.000 bibit.

Pemeliharaan
Pemeliharaan yang paling utama adalah penyiangan dan pengairan. Pemberian pupuk tanaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur1 bulan di lahan. Beri pupuk nitrogen dengan dosis 300 kg/ha. Pestisida tidak dianjurkan untuk digunakan. Jika terjadi penyerangan hama penyakit maka pemberantasan dapat dilakukan dengan cara mekanis yaitu membuang atau membakar tanaman yang tersearang.

MANFAAT TANAMAN
Tanaman pegagan memiliki fungsi membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf memori, anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan. Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid).
Manfaat pegagan lainnya yaitu meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki; mencegah varises dan salah urat; meningkatkan daya ingat, mental, dan stamina tubuh; serta menurunkan gejala stres dan depresi, untuk menurunkan tekanan darah, penurunan tidak drastis, jadi cocok untuk penderita usia lanjut.

PANEN DAN PASCA PANEN

Panen.
Panen pegagan dilakukan setelah tanaman berumur kira-kira 3 bulan di lahan. Cara panen yang tepat yaitu mencabut tanaman dengan akarnya, kemudian dikumpulkan dalam wadah yang bersih. Jika akan dikonsumsi segar maka daun dapat dicuci bersih dan langsung dapat digunakan. Jika akan digunakan sebagai bahan baku jamu maka perlu dikeringkan dahulu.

Pasca panen
Pertama kali herba pegagan dicuci dengan air sampai bersih, kemudain ditiriskan atau diangin-anginkan kira-kira 1 malam. Dalam keadaan ini bahan disortasi untuk memindahkan bahan asing yang terbawa selama proses selanjutnya. Setelah bahan bersih dari pencemaran kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari sampai kering, (tandanya adalah bahan mudah dipatahkan). Bahan yang sudah kering atau disebut simplisia ini dikemas dengan kantong plastik and ditutup rapat atau jika akan dikonsumsi dapat langsung digunakan.

KANDUNGAN KIMIA
Pegagan yang simplisianya dikenal dengan sebutan Centella Herba memiliki kandungan asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Diduga glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside merupakan antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa. Zat vellarine yang ada memberikan rasa pahit.

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS

Efek farmakologi utama dari pegagan ini diketahui berasal dari kandungan glikosida triterpenoida yaitu Asiaticoside yang berfungsi meningkatkan perbaikan dan penguatan sel-sel kulit, stimulasi pertumbuhan kuku, rambut, dan jaringan ikat, meningkatkan perkembangan pembuluh darah serta menjaganya dalam jaringan penghubung (connective tissue), meningkatkan pembentukan mucin (zat utama pembentuk mucus) dan komponen-komponen dasar pembentuk lainnya, seperti hyaluronic acid dan chondroitin sulfate, meningkatkan daya kompak (tensile integrity) dermis (jaringan kulit di bawah epidermis), meningkatkan proses keratinisasi (pembentukan keratin) epidermis melalui perangsangan pada lapisan luar kulit, dan meningkatkan efek keseimbangan pada jaringan penghubung.
Begitu juga asiaticoside dan senyawaan sejenis merupakan antilepra (Morbus Hansen). Selain itu dosis tinggi dari glikosida saponin akan menghasilkan efek pereda rasa nyeri. Dikatakan juga, saponin yang terkandung dalam tanaman ini mempunyai manfaat mempengaruhi collagen (tahap pertama dalam perbaikan jaringan), misalnya dalam menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (antikeloid), mempercepat penyembuhan luka, dan melebarkan pembuluh darah tepi (vasodilator perifer). Sementara kandungan vellarine yang ada memberikan rasa pahit.